Sukoharjo, (1/11)
Sanggar Anak Inklusi desa Nguter, Kecamatan Nguter, Kabupaten Sukoharjo dipercaya oleh pemerintah desa untuk menyelenggarakan kegiatan Rehabilitasi Bersumberdaya Masyarakat (RBM). Bahkan, Koperasi Pegawai Negeri Kecamatan Nguter menyediakan bangunan yang dapat digunakan untuk pelaksanaan rencana program RBM.
Awalnya, KARINAKAS bersama dengan para kader-kader kesehatan dan perangkat pemerintahan desa memulai langkah awal program RBM dengan merintis berdirinya PAUD Inklusi. Dalam perjalanannya, tanggapan dari masyarakat dan pemangku kepentingan lainnya cukup positif. PAUD berkembang menjadi Sanggar Anak Inklusi yang memiliki banyak kegiatan.
“Bangunan ini sangat membantu kami. Paling tidak, ada banyak kemungkinan kegiatan yang mampu memberdayakan difabel dan mencerdaskan warga,” kata Pramono, staff KARINAKAS yang mendampingi di area tersebut. “Sudah ada kegiatan rutin yang dilakukan, dari sisi medis, pendidikan, hingga peningkatan pendapatan keluarga,” lanjutnya, sambil menunjukkan hasil produksi mitra RBM.
Semenjak menempati bangunan baru pada bulan Agustus yang lalu, kegiatan – kegiatan RBM banyak dilakukan. Seakan, tempat itu menjadi sebuah kantor pusat RBM yang melayani pendidikan ketrampilan bagi keluarga difabel, layanan medis bagi difabel, dan sekaligus pendidikan inklusi usia dini.
Lebih jauh lagi, pemerintah kabupaten telah menyarankan supaya Sanggar menjadi PKBM (Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat) di wilayah kecamatan Nguter. Tentunya, peluang ini tidak akan disiasiakan mengingat keberlangsungan sanggar akan lebih terjamin dengan berubah menjadi PKBM. Pemerintah Daerah akan memberikan fasilitas pendanaan untuk aktivitas-aktivitas yang dilakukan PKBM.
Hingga saat ini, peran relawan cukup signifikan. Para pemuda di wilayah sekitar turut terlibat bersama kader-kader posyandu. Dari sisi pendanaan, masih ada pribadi yang secara sadar berbagi demi keberlangsungan sanggar.
“ Kami berharap adanya kegiatan yang mampu memberikan pemasukan dana bagi sanggar ini supaya tidak terus menerus mengandalkan kerelaan pihak-pihak yang tergerak hatinya,” kata Pramono, menutup pembicaraan.