“Eling, Waspada lan Sembada Ngadepi Bebaya”

“Eling, Waspada lan Sembada Ngadepi Bebaya”
(Berikhtiar untuk senantiasa sadar dan waspada terhadap ancaman/ bahaya sambil meningkatkan kemampuan komunitas untuk mengurangi resiko bencana).



Pasca Gempa berkekuatan 5,0SR dengan kedalaman 10 km pukul 18:41:38 WIB pada 21 Agustus 2010 yang berpusat di Bantul DIY (www.bmg.go.id), KARINAKAS bersama Forum Peduli Difabel Bantul (FPDB) bekerjasama dalam kegiatan ”Pelatihan Pengurangan Resiko Bencana untuk Difabel Paraplegia Di Wilayah Kabupaten Bantul” pada hari Rabu dan Kamis 25 – 26 Agustus 2010.


Diselenggarakan dengan tema ”Eling, Waspada lan Sembada Ngadepi Bebaya” (Berikhtiar untuk senantiasa sadar dan waspada terhadap ancaman atau bahaya sambil meningkatkan kemampuan komunitas untuk mengurangi resiko bencana, pelatihan tersebut bertempat di Ruang Pertemuan Pusat Rehabilitasi Terpadu Penyandang Cacat (PRTPC) Pundong Bantul pada Rabu dan Kamis 25 – 26 Agustus 2010.


Pelatihan hari itu berlangsung sangat seru saat simulasi gempa sebelum diberikan materi. Salah satu fasilitator dari Arbeiter Samariter Bund (ASB) Deutschland membunyikan peluit sebagai peringatan gempa, para difabel diminta untuk menyelamatkan diri. Untuk pendamping difabel, mereka dengan sigap lari ke bawah meja atau keluar ruangan. Tetapi untuk para difabel yang berada di kursi roda menjadi sebuah kejadian yang membuat ekspresi wajah mereka bermacam-macam. Mereka terlihat kebingungan, ada yang mengayuh kursi roda ke arah pintu dan ada pula yang hanya pasrah dengan diam saja diatas kursi roda. Oleh sebab itu, tujuan dari pelatihan ini adalah agar komunitas difabel mampu mengelola resiko, mengurangi, maupun memulihkan diri dari dampak bencana tanpa ketergantungan dari phak luar dapat mengembangkan budaya keselamatan melalui penggalakan upaya-upaya pencegahan/ prevensi, penjinakan/ mitigasi, kesiapsiagaan dan peringatan dini terhadap resiko bencana yang merevitalisasi nilai-nilai lokalitas di wilayah Bantul.


Saliyem seorang peserta pelatihan berharap semoga setelah mendapat pelatihan akan lebih siap dan mempunyai pengalaman. Karena pasca gempa DIY 2007 lalu membuat trauma yang sangat dalam dan membuat dia harus berada di kursi roda seumur hidup. Gempa yang terjadi 21 Agustus 2010 sempat membuatnya panik tetapi kalau sudah punya pengetahuan dan pelatihan tentang bencana dan penangannannya kita bisa berusaha untuk memperkecil resikonya harapannya dapat selamat dari ancaman. “Takdir hidup biar yang Diatas yang menentukan yang terpenting kita sudah berusaha.” Kata Saliyem. 

 

 

 

© 2010 karinakas.or.id. | +62 274 552126 | karinakas.office@gmail.com