KARINAKAS Berkunjung ke Paroki Boyolali

KARINAKAS hari Kamis (11/11) berkunjung untuk melihat kondisi dan mendistribusikan bantuan ke Paroki Boyolali bersama dengan Romo Edi Mulyono dan Bapak Yono Ratman dari Keuskupan Agung Jakarta. Paroki Boyolali menampung beberapa pengungsi yang datang dari wilayah radius 20 km. Pada siang hari, mereka menghabiskan waktu di tenda kemudian pada malam hari mereka tidur di SMP Kanisius Boyolali yang bersebelahan dengan Gereja HTB Santa Perawan Maria Boyolali.

 

Menurut keterangan Ega mudika setempat banyak hal – hal yang berjalan kurang lancar. Ada larangan untuk memasuki kawasan radius 20 km untuk mengamankan dari bahaya erupsi Merapi. Selain itu ada isu yang berhembus seperti penjarahan berkedok mengantarkan barang bantuan. Hal tersebut juga membuat sebagian warga di Desa Jrakah tidak mau dievakuasi dengan alasan keamanan desa dari penjarahan.


Hari itu, meski sudah ada larangan pulang kerumah, pengungsi laki – laki pada siang hari pulang kerumah untuk memberi makan ternak. Menurut keterangan Pak Muchdi, warga desa Tlagabelah, Suroteleng yang ditemui sore itu turun dari mobil pick up bersama tetangga – tetangganya baru saja pulang kerumah. “Kami biasanya pulang kerumah pagi hari, saya memberi makan ternak, kalau ibu biasanya bersih – bersih rumah. Karung yang di mobil itu bekatul untuk makan ternak karena tidak ada tanaman yang bisa yang dimakan karena terkena hujan abu. Sore seperti ini kami sudah kembali kesini (*tempat pengungsian). Tapi mulai hari ini ternak –ternak sudah dibawa turun.” Kata pak Muchdi yang baru saja turun dari pickup yang mengantar mereka pulang kerumah.

 

Menurut keterangan seorang anggota Mudika Paroki Boyolali, setiap hari 2-4 orang laki-laki pulang kerumah secara bergilir dengan sepeda motor atau pickup untuk memberi makan ternak. Mulai tanggal 9 November hingga sekarang, ternak – ternak dievakuasi ke pasar sapi Singkil Boyolali. Hal tersebut perlu dilakukan supaya warga yang tinggal di kawasan terdampak erupsi Merapi tidak pulang kerumah. Mereka juga berjaga secara bergiliran di pasar sapi.

 

Hari itu KARINAKAS banyak menemui manula di tenda. Ada yang ngobrol untuk menghabiskan waktu, duduk termenung, bermain dengan cucu atau anak mereka, dan ada yang sedang sakit dengan berbaring saja. Ada sebuah jadwal yang ditempel pada sebuah pintu paroki, yaitu jadwal hiburan untuk pengungsi. Biasanya ada hiburan organ tunggal, nonton film bersama, keroncong dan dangdutan. Kegiatan tersebut merupakan upaya agar pengungsi terhibur dan tidak mengalami gangguan psikologis dan trauma.

 

 

 

© 2010 karinakas.or.id. | +62 274 552126 | karinakas.office@gmail.com