Sudah berlalu selama kurang lebih tiga pekan erupsi merapi berlalu. Status masih awas hingga hari ini. Masih ada pengungsi yang bertahan di barak pengungsian dan juga yang tersebar di rumah – rumah penduduk terutama mereka yang mengungsi dari zona yang masih dinyatakan belum aman.
Erupsi Merapi menggugah nurani kemanusiaan dan solidaritas kita. Merapi menelan korban hingga 259 jiwa. Melumpuhkan sendi perekonomian,transportasi, pariwisata, peternakan, dan perekonomian yang sedang merangkak untuk kembali bangkit. Namun, dari suatu kejadian tentunya ada hikmah yang bisa di petik.
Selama beberapa hari Yogyakarta, Magelang, Boyolali, dan Klaten diterpa hujan abu. Material vulkanik yang terbawa di aliran melalui aliran sungai di Yogyakarta . Unsur – unsur yang ada di material vulkanik dari erupsi Merapi ternyata mempunyai peran yang positif untuk perekonomian dan pertanian di sekitar Merapi.
Misalnya saja sedimen vulkanik yang masuk melalui saluran irigasi Kali Code dan Kali Opak dapat memperbaiki kesuburan tanah hingga kedalaman 10 cm. Akar akan menyerap setelah unsur tersebut diolah dengan cara dibajak. Kandungan silika (SiO) sangat tinggi sangat baik untuk meremajakan tanah. Unsur abu vulkanik dan belerang sangat efektif memberantas hama tanaman.
Pasir dan batu merupakan sumber penghidupan bagi masyarakat yang profesinya sebagai penambang pasir tradisional. Kandungan besi (FeO) baik untuk campuran bahan bangunan. Pasir hasil dari Merapi mengandung sedikit lempung yang dapat membuat beton semakin berkualitas, daya tahan yang bagus dan tidak mudah keropos.
Erupsi Merapi ternyata membawa berkah bagi penduduk di Yogyakarta dan sekitarnya. Kita hanya perlu bersabar menunggu Erupsi Merapi berakhir setelah bangun dari istirahat panjangnya empat tahun lalu. Banyak sendi – sendi kehidupan yang secara tidak langsung diperbaiki oleh alam dengan sendirinya.
Sumber : www.kompas.com dan www.karduskubus.com