Sudah tujuh pekan, erupsi Merapi melanda Yogyakarta dan sebagian daerah Jawa Tengah. Hari ini, Merapi menampakan keluguannya ; seperti tak pernah terjadi apa-apa. Tercatat sejak 26 Oktober 2010 lalu, Merapi sudah memuntahkan isi perutnya sebanyak 140 juta meter kubik. Lava pijar dan awan panas yang menjadi ancaman utama telah meluluhlantakn desa yang berada 5 km kearah selatan dan baratdaya. Saat ini, ancaman sekunder adalah banjir lahar dingin di aliran sungai yang berhulu Merapi.
Kementrian Energi dan Sumberdaya Mineral sejak tanggal 12 November 2010 sudah mengamati aliran lahar dingin Gunung Merapi yang memenuhi sungai dari Merapi dari arah tenggara, selatan, barat daya, barat dan barat laut. Debit air yang mengalir di Kali Woro, Kali Gendol, Kali Kuning, Kali Boyong, Kali Bedog, Kali Krasak, Kali Bebeng, Kali Sat, Kali Lamat, Kali Senowo, Kali Trising, dan Kali Apu perlu diamati setiap harinyakarena air hujan tidak mampu ditampung di aliran kali tersebut dan dapat mengancam pemukiman disekitarnya. Jembatan Srowol di desa Progowati, Kecamatan Mungkid, Magelang yang menghubungkan Magelang dan KulonProgo, Yogyakarta rusak akibat aliran lahar dingin. Sementara, jembatan Gondowangi di Desa Gondowangi, Kecamatan Sawangan ambruk. Banjir lahar dingin juga membuat jaringan irigasi rusak di 16 titik di Kabupaten Magelang.
Kali Code yang membelah kota Yogyakarta adalah salah satu sungai yang berhuluMerapi. Banjir lahar dingin sudah mulai mencapai wilayah kota. Walikota D.I.Y, Herry Zudianto melalui Kompas (02/12) menyatakan status darurat Code resmi diberlakukan. Pada 27 November, Kali Code yang mengalir di kota Yogyakarta, banjir. Ratusan penduduk yang tinggal di dekat daerah aliran sungai dievakuasi ke Universitas Gajah Mada dan beberapa tempat lain. Untungnya, penduduk sudah melakukan pengelolaan resiko bencana oleh masyarakat beberapa tahun lalu. Tidak ada korban meninggal dan luka sejak komunikasi dah koordinasi dari penduduk, pemimpin desa setempat dan pemerintah. Banjir melanda pukul 05.00 pagi dan berhenti pada pukul 09.00 WIB.
Menurut Kepala Dinas Pemukiman dan Prasarana Wilayah Kota Yogyakarta, Eko Suryo Maharso, butuh sekitar 4 Milliar rupiah untuk memperbaiki bantaran Kali Code sepanjang 200m. Saat ini sudah dilakukan ntisipasi banjir lahar dingin susulan yaitu dengan cara mengeruk material di sisi timur dan barat Kali Code di selatan desa Gondolayu oleh personnel TNI, Pemerintah Kota Yogyakarta dan Warga. Sekitar 28 saluran drainase tersumbat dan 41 fasilitas MCK rusak.
Saatini, diperlukan langkah antisipasi banjir susulan dan pasca banjir yang mengintai di Yogyakarta dan JawaTengah. Belajar dari pengalaman erupsi Merapi, perlu dipikirkan juga antisipasi pergerakan pengungsi. Titik-titik pengungsian pada penyintas yang tinggal di daerah aliran sungai sebaiknya sudah ditentukan supaya mudah dipetakan nantinya. Sanitasi pasca banjir juga menjadi persoalan tersendiri yang harus disiapkan dari sekarang.Harapannya, apabila warga sudah siap dan mengetahui langkah-langkah yang harus dilakukan, risiko bencana dapat dikurangi.
Sumber :
Kompas, 02 Desember 2010
www.pagega.tk
www.esdm.go.id