Distribusi alat-alat kebersihan oleh tim ER KARINAKAS di Desa Kalianyar, Kecamatan onosalam
KARINAKAS - Selasa, 5 Maret 2024, banjir menerjang berbagai wilayah di sepanjang Pantai Utara Jawa Tengah.Banjir yang terjadi di wilayah Kabupaten Grobogan diakibatkan oleh jebolnya tanggul Sungai Tuntang di Kecamatan Gubug. Sebanyak 11 dari 19 kecamatan di Kabupaten Grobogan terdampak banjir. Banjir tersebut berimbas hingga ke Kabupaten Kudus, menggenangi lebih dari 35 desa. Di Kabupaten Demak,meluapnya Sungai Tuntang diakibatkan olehtidak kuatnya tanggul-tanggul daerah aliran sungai yang berada di wilayah Kabupaten Demak untuk menahan debit air yang terus bertambah hingga jebol. Banjir pun menerjang wilayahKecamatan Gajah dan Kecamatan Karanganyar.
KARINAKAS, bekerja sama dengan Paroki Gubug dan tim relawan lintas Paroki TRB Paroki Pati, segera melakukan respon bencana banjir di Kecamatan Gubug. Sebanyak 474 paket sembako didistribusikan ke wilayah terdampak. Selain itu, bersama TRB Paroki Pati, KARINAKAS membersihkan lumpur di rumah-rumah dan fasilitas umum yang terdampak di Kecamatan Gubug dan Kecamatan Purwodadi. Di Kabupaten Demak, KARINAKAS mendirikan Posko dan melibatkan 6 relawan lintas Paroki (2 relawan dari Paroki Bantul, 1 relawan dari Paroki Banyutemumpang dan 3 relawan dari Paroki San Inigo Dirjodipuran), serta didukung oleh Relawan Paroki Pati. Pendataan pengungsi, distribusi makanan dan barang-barang non-makanan, pembersihan fasilitas umum, dan pendistribusian air bersih pun dilaksanakan secara bersama.
Pada hari Rabu, tanggal 13 Maret 2024, Kabupaten Demak dan sekitarnya Kembali diterjang bencana banjir dahsyat akibat hujan lebat di sepanjang pantai utara Jawa Tengah.Debit air yang meningkat drastis, menyebabkan tanggul-tanggul sungai jebol dan membanjiri hampir seluruh wilayah di Kabupaten Demak, Jawa Tengah. Tanggul-tanggul yang jebol terdapat di Sungai Jajar, Sungai Wulan, Sungai Tuntang, Sungai Lusi, Sungai Jeratun, Sungai Kelambu Pelayaran, dan Sungai Dombo.
Salah satu rumah warga yang terdampak banjir
Dampaknya cukup besar, tidak hanya bagi infrastruktur, tetapi juga bagi kehidupan masyarakat setempat. Banjir ini meluas hingga menggenangi 89 desa di sebelas kecamatan. Secara keseluruhan, 97.147 jiwa atau 28.673 keluarga terdampak banjir ini secara langsung, hingga menyebabkan 24.946 jiwa harus mengungsi ke tempat yang aman. Banjir ini juga mengenangi 4.541 hektarlahan pertanian dan 529 hektar tambak, hingga berdampak terhadap perekonomian warga setempat.
Menyikapi situasi darurat ini, Yayasan KARINAKAS bersama pemerintah setempat dan lembaga terkait, bergerak cepat untuk memberikan tanggapan yang efektif. Langkah pertama mereka adalah memantau perkembangan bencana dan berkoordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Demak.
Keputusan Bupati Demak untuk menetapkan status tanggap darurat bencana banjir melalui Surat Keputusan No. 360-88 tahun 2023 memberikan dasar bagi KARINAKAS dalam menyusun strategi respon bencana. Tim Emergency Response (ER) lintas paroki pun segera diberangkatkan menuju wilayah terdampak. Tim ini didukung oleh tim relawan Paroki Santo Yakobus Bantul Yogyakarta, relawan Paroki Santo Kristoforus Banyu Temumpang, relawan Paroki Santa Maria Asumta Pakem, dengan fokus pada klaster perencanaan, logistik, kesehatan, dan psikososial.
Di wilayah terdampak, KARINAKAS mendirikan pos pelayanan kemanusiaan, bertempat di Sanggar Pramuka Kwarcap Demak, sebagai pusat distribusi bantuan dan koordinasi operasional. Intervensi dilakukan di dua kecamatan, yaitu Kecamatan Wonosalam dan Kecamatan Gajah, sesuai rekomendasi BPBD Kabupaten Demak.
Di lapangan, KARINAKAS memberikan layanan pengadaan dan distribusi logistik, termasuk dapur umum mandiri, obat-obatan, perlengkapan sanitasi, dan kebutuhan khusus bagi bayi, lansia, serta perlengkapan rumah tangga. Berkolaborasi dengan Tim Trauma Center Unika Sugiya Peranata Semarang, para warga terdampak juga mendapatkan layanan psikososial.
Tim CTR (Center for Trauma Recovery) dari UNIKA Sugiyapranta Semarang, berkerjasama dengan KARINAKAS sedang memberikan layanan Psikososial untuk anak-anak di Desa Kalianyar, Kecamatan Wonosalam
Dalam perjalanan respon bencana ini, KARINAKAS mengalami berbagai tantangan, salah satunya adalah keterbatasan data pilah yang menghambat upaya pemenuhan kebutuhan warga terdampak. Namun, dengan terus melakukan pendampingan dan peningkatan kapasitas kepada para perangkat desa di wilayah intervensi terkait penyediaan data, KARINAKAS terus berupaya memberikan bantuan yang diperlukan.
Meskipun banjir meninggalkan dampak buruk bagi masyarakat, senyum mulai kembali menghiasi wajah para penyintas. Respon KARINAKAS, didukung oleh relawan lintas paroki dan tim Trauma Center, menjadi cermin dari kekuatan solidaritas dan kepedulian saat menghadapi bencana.
Dengan semangat gotong royong dan kasih, KARINAKAS tidak hanya hadir sebagai lembaga, tetapi juga menjadi harapan bagi mereka yang terdampak. Melalui kerjasama yang erat dengan pemerintah setempat dan dukungan masyarakat, KARINAKAS berkomitmen untuk terus hadir dalam memberikan bantuan dan dukungan bagi mereka yang membutuhkan dalam menghadapi bencana dan memulai proses pemulihan.