Dalam rangka memperingati Hari Lanjut Usia Nasional (HLUN) ke-29 pada tahun 2024, Yayasan KARINAKAS menyelenggarakan talkshow pada hari Selasa, 28 Mei 2024, dengan tema "Lansia Terawat Indonesia Bermartabat: Lansia Sehat, Aktif, Mandiri, dan Tangguh Bencana." Acara ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan lansia melalui peningkatan partisipasi mereka dalam masyarakat serta akses layanan kesehatan, khususnya di Kabupaten Sleman dan Gunung Kidul.
HLUN adalah momen penting untuk mengapresiasi peran vital lansia dalam masyarakat Indonesia. Tahun ini, berbagai kegiatan yang menyentuh langsung masyarakat, terutama lansia, akan dilakukan untuk meningkatkan kesadaran tentang kesejahteraan dan kesiapsiagaan bencana bagi lansia. Narasi utama dari talkshow ini adalah untuk mengedukasi masyarakat tentang permasalahan lansia dan cara penanganannya, terutama terkait demensia, serta menjelaskan strategi kesiapsiagaan bencana untuk lansia.
Talkshow ini diawali denganpresentasi oleh Rm. Bernardus Himawan, Pr.,Direktur KARINAKAS, yang membahas tentang layanan lansia di Korea Selatan, diikuti dengan pemutaran video tentang mobile service lansia semi mandiri. Presentasi berikutnya oleh Thomas Aquino Erjinyuare Amigo S.Kep. Ns. M.Kep.Sp.Kep.Kom, dosen Stikes Panti Rapih, mengulas tentang demensia, dilanjutkan dengan pemutaran video simulasi evakuasi lansia. Drs. Noviar Rahmad M.Si, Kepala Pelaksana BPBD DIY, membahas lansia dan PRB, diikuti oleh Pramono Murdoko, Program Manager Kelanjutusiaan KARINAKAS, yang memaparkan program kelanjutusiaan Yayasan KARINAKAS.
Suasana Studio KOMSOS Keuskupan Agung Semarang saat pelaksanaan Talkshow HLUN ke-29
Dalam pemaparannya, Rm. Bernard menyampaikan, "Kami fokus di bidang kebencanaan, namun tidak menutup mata bahwa lansia adalah bagian dari masyarakat. Angka harapan hidup yang semakin tinggi membuat jumlah lansia meningkat, sehingga kami mengadakan program kelanjutusiaan." Lebih lanjut lagi, saat membahas tentang layanan lansia di Korea Selatan, Rm. Bernard menyatakan, “Fasilitas seperti Senior Welfare Center dan Demensia Relief Center di Korea menjadi contoh yang bisa kita pelajari untuk meningkatkan kesejahteraan lansia."
"Sindrom usia lanjut, seperti immobility dan incontinence, adalah masalah yang sering dialami lansia. Pengetahuan tentang demensia dan penanganannya sangat penting untuk kesejahteraan mereka," Thomas Aquino Erjinyuare Amigo mengatakan. "Penting bagi keluarga untuk mendampingi lansia, terutama mereka yang sudah bed-ridden, agar tidak kehilangan kemampuan kognitif dan tetap bisa bersosialisasi," lanjutnya.
Sedangkan Noviar Rahmad,selaku Kepala Pelaksana BPBD DIY menyampaikan pesan, bahwa "Lansia sering kali menjadi kelompok rentan dalam situasi bencana. Kesiapsiagaan keluarga dan komunitas sangat penting untuk memastikan keselamatan dan kesejahteraan mereka."
Terkait program kelanjutusiaan yang sedang dijalankan oleh Yayasan KARINAKAS, Pramono Murdoko menyampaikan bahwa, “Melalui posyandu lansia dan layanan mobile service, kami mencoba memenuhi kebutuhan lansia mandiri dan semi-mandiri. Pelayanan yang profesional dan berkualitas sangat penting untuk kesehatan dan martabat lansia."
Talkshow ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman masyarakat dan pemangku kepentingan tentang permasalahan kesehatan Lansia terutama tentang penyakit Demensia serta memberikan kesiapsiagaan Lansia, keluarga Lansia juga Pemangku Kalurahan dalam menghadapi bencana. Program-program KARINAKAS dirancang untuk dapat menjadi model layanan untuk lansia dengan berbagai kondisi, sehingga lansia di wilayah program dapat hidup lebih sehat, aktif, dan terawat dengan baik.