Simulasi Tanggap Bencana Angin Kencang oleh Jaga Bebaya

KARINAKAS dan Jaga Bebaya, Dusun Kembanggede, Desa Guwosari, Kecamatan Pajangan, Kabupaten Bantul, Minggu (27/02) melakukan rangkaian simulasi tanggap bencana angin kencang. Dalam kajian pengurangan risiko bencana oleh masyarakat, angin kencang sering melanda daerah tersebut. Rangkaian simulasi tersebut merupakan sebuah puncak dari rangkaian pengarusutamaan dan pelatihan-pelatihan pengurangan risiko bencana setelah pendampingan lebih kurang satu tahun. Simulasi dilakukan agar komunitas Jaga Bebaya semakin terampil dalam situasi bencana. Acara tersebut sukses atas kerjasama dengan Pemerintah Desa Guwosari, Kesbangpolimas Bantul, PMI Bantul, Karang Taruna Dipo Ratna Muda Guwosari dan KARINAKAS.

Dalam skenario simulasi tanggap darurat angin kencang, warga semua aktif berperan serta. Adegan tersebut dimulai dari pengamatan tanda-tanda alam yang memberikan peringatan dini dan warga waspada terhadap ancaman angin kencang tersebut. Kemudian seksi informasi dan humas paguyuban Jaga Bebaya memberi peringatan dan himbauan agar warga waspada terhadap bahaya angin kencang, dan menghimbau agar tidak panik dan mereka diharap untuk berlindung di dalam bangunan yang kokoh. Adegan respon dimulai dari warga yang panik berlarian dari lapangan volley menuju ke bangunan kokoh. Kemudian disusul dengan adegan warga yang terluka karena panik dan segera ditolong oleh seksi penolong. Pertolongan pertama pada kecelakaan dilakukan dengan baik, mereka sudah mendapatkan pelatihan dari PMI. P3K yang benar dilakukan agar tidak bertambah parah atau bahkan meninggal.

Masih dalam satu rangkaian simulasi, anggota Jaga Bebaya memberikan informasi tentang bencana yang terjadi ke pemerintah desa dan lembaga-lembaga terkait di Bantul. Kemudian pemerintah menindak lanjuti dengan menghubungi linmas, tagana desa dan karangtaruna desa untuk menuju lokasi bencana. Simulasi dilanjutkan dengan mendirikan hunian sementara atau tenda darurat untuk warga yang rumahnya roboh atau rusak. Tim dapur umum juga sudah siap siaga untuk memenuhi kebutuhan logistic, disusul dengan pendataan korban dan kerusakan fisik oleh Jaga Bebaya. Simulasi selanjutnya, korban evakuasi dibawa ke rumah sakit, dan Jaga Bebaya dibantu warga, linmas, tagana desa, karangtaruna membuka akses jalan yang tertutup pohon-pohon tumbang dan jaringan listrik.

Dalam kegiatan simulasi, Rehabilitasi Bersumberdaya Masyarakat (RBM) KARINAKAS juga memberikan pengarusutamaan isu difabilitas dalam pengurangan risiko bencana. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyelamatkan mereka yang difabel seperti Tuna Rungu-Wicara, Tuna Netra/Low Vision, Tuna Daksa, Retardasi Mental, Tuna Daksa, dan mereka yang berada di kursi roda seperti Spinal Cord Injury (SCI/Cedera tulang belakang).

Bahaya memang tidak diinginkan oleh semua orang, namun warga dusun Kembanggede,desa Guwosari, sadar akan risiko yang akan diderita bila mereka tidak siap menghadapinya seperti gempa DIY lima tahun silam. Komunitas Jaga Bebaya sudah siap menghadapi ancaman bahaya, peningkatan kapasitas melalui latihan-latihan diharapkan dapat mengurangi risiko yang akan diderita. Budaya untuk penguatan kapasitas pengurangan risiko bencana sebaiknya tidak dilupakan dan dapat dipraktekan dalam kehidupan sehari-hari supaya dapat diwariskan pada anak – cucu.

 

© 2010 karinakas.or.id. | +62 274 552126 | karinakas.office@gmail.com