KARINAKAS posko Sragen bekerjasama dengan paguyuban “Sayuk Rukun” mengadakan kegiatan pelatihan pengenalan dasar PRBOM (Pengurangan Risiko Bencana Oleh Masyarakat) dan Pelatihan PPGD (Penanggulangan Penderita Gawat Darurat) bagi non medis, kegiatan yang berlangsung setiap hari Minggu tanggal 28 November 2010, 5, 12 dan 19 Desember 2010 di Sragen ini melibatkan dewan paroki Sragen, paguyuban-paguyuban di paroki, umat paroki dan pengurus paguyuban “Sayuk Rukun” serta pemangku kepentingan yang ada di wilayah Joho Sidoharjo Sragen.
Pelatihan ini untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan orang awam terhadap pentingnya pengurangan risiko bencana dan penanggulangan penderita gawat darurat mengingat Sragen adalah daerah yang rawan bencana Banjir. Tahun 2007, 2008, dan 2009 berturut – turut Sragen terendam banjir dari Sungai Bengawan Solo dan Sungai Mungkung. Sekitar 18 kecamatan terdampak. Penguatan kapasitas masyarakat seperti pengetahuan, keterampilan, tenaga, peralatan dan cara kerja untuk mengurangi risiko menjadi hal yang pokok untuk diberikan agar bisa selamat dari ancaman.
Pada pertemuan ke-3, bertempat di Rumah Makan Roso Joyo Sragen, Palang Merah Indonesia (PMI) menyajikan pelatihan Bantuan Hidup Dasar dan Resitusi Jalur Pernapasan. Pembicara dari PMI mengajukan pertanyaan “Siapakan yang harus ditolong pertama kali dalam situasi emergency?”. Banyak sekali jawaban yang terlontar dari peserta. Siapakah yang harus ditolong pertama kali dalam situasi emergency, cara kita menolong pun tidak boleh sembarangan. Menolong orang patah tulang contohnya, perlu cara memindah korban agar tidak parah atau bahkan tidak selamat. Rangkaian pelatihan ini juga disertai dengan pelatihan Pengurangan Risiko Bencana Oleh Masyarakat (PRBOM), Pelatihan P3K dan Bantuan Hidup Dasar. Pada pertemuan terakhir diberikan juga praktek kelas untuk evakuasi, simulasi Bantuan Hidup Dasar, Perawatan Luka dan Balut Bidai.
Pelatihan ini dapat menjadi inspirasi daerah – daerah lain yang juga rawan bencana. Kita tidak dapat terhindar dari bahaya atau ancaman bencana. Namun, usaha sebagai manusia adalah meningkatkan kapasitas kita untuk menghadapinya sehingga resiko yang ditanggung kecil.