Gempa 8,9 SR, disusul tsunami di Jepang mencengangkan dunia. Televisi, media cetak, radio dan situs berita online merilis berita bencana tersebut. Kejadian dahsyat terekam secara runtut sejak awal gempa hingga tsunami berhenti. Dibalik duka bencana tersebut, Jepang menerima acungan jempol dari PBB mengenai kesiapsiagaan masyarakat terhadap ancaman bencana tersebut. Dalam penderitaan, para korban tertib menerima distribusi logistik dan tidak ada penjarahan.
Cita – cita Program PRB adalah menciptakan masyarakat yang siap siaga seperti negara Jepang dalam menghadapi bencana. Sejak tahun 2009 masyarakat daerah rawan bencana seperti Sragen yang sering terkena luapan air dari Sungai Bengawan Solo. Masyarakat dipersiapkan kapasitasnya untuk mengurangi risiko yang akan diderita bila banjir melanda melalui kajian-kajian kebencanaan yang didampini oleh tim PRB. Serangkaian kegiatan Pelatihan Pengetahuan Dasar (PPGD) Pengurangan Risiko Bencana dan Penanggulangan Penderita Gawat Darurat bersama dengan relawan Paroki St.Maria di Fatima, Paguyuban Sayuk Rukun menghasilkan sebuah simulasi tanggap darurat bencana Banjir. Kegiatan tersebut (13/03) dilakukan di Waduk Kembangan Kabupaten Sragen. Simulasi akan memberikan gambaran bagaimana komunitas dan masyarakat terampil dalam situasi emergency.
Peserta berasal dari wilayah Paroki Sragen dengan perwakilan desa sepanjang bantaran Sungai Bengawan Solo (Desa Tenggak, Desa Sribit, Desa Gawan dan Desa Pandak), dan didukung oleh PMI Kabupaten Sragen, dan Tim SAR Himawalu. Simulasi tersebut dimulai dari peringatan dini, evakuasi, PPGD, dapur umum, peragaan pemakaian peralatan emergency dan mendayung perahu.
Ketua pelaksana kegiatan, Mugiharsi berharap training P3K, dan materi pelatihan yang sudah diterima, secara nyata dapat dilakukan melalui simulasi ini suatu saat akan berguna pada keadaan emergency. Meski tidak berharap bencana datang, namun jika warga siap siaga akan menjadi sebuah pembelajaran yang baik untuk masyarakat khususnya warga desa Joho. Harapan jangka panjangnya adalah Paguyuban Sayuk Rukun Desa Joho dapat menjadi desa sampel yang ilmunya dapat ditularkan kepada desa lain. (Debora Ayu)