Belajar Menulis Berpersfektif KLMTD

 Jurnalisme Pro KLMTD KARINAKAS

Bambang Sigap Sumantri, Kepala Biro Kompas Yogyakarta, memaparkan materinya dalam Pelatihan Jurnalistik Pro KLMTD KARINAKAS di Gedung Belarasa Pringwulung Yogyakarta, Jumat 1 April 2016 (Foto:ferry)

 

Pelatihan Jurnalistik digelar KARINAKAS bekerjasama dengan Harian Kompas, Jumat, 1 April 2016 di kantor KARINAKAS gedung Belarasa Pringwulung Yogyakarta. Sebagai lembaga yang membela martabat manusia pada dua persoalan utama, yaitu Pengurangan Resiko Bencana dan upaya membangun inklusi sosial dengan strategi Rehabilitasi Bersumberdaya Masyarakat (RBM), KARINAKAS bersama dengan ratusan anggota Caritas dari berbagai negara seluruh dunia bersama-sama mewujudkan tata dunia yang lebih adil bagi semua orang, terutama mereka yang kecil, lemah, miskin, tersingkir, dan difable (KLMTD).

Jurnalistik KLMTD KARINAKAS

Widodo (berkaos merah) dan Jumadi (berkursi roda) staf KARINAKAS Gunungkidul, mengikuti dengan tekun praktek menulis dalam Pelatihan Jurnalistik Pro KLMTD (foto:ferry)

 Salah satu persoalan masyarakat yang masih menjadi agenda nasional dan menjadi fokus keberpihakan KARINAKAS adalah masalah KLMTD. KLMTD adalah sebuah kontruksi ekonomi sosial budaya yang membedakan antara kaya dan miskin serta sehat dan disabilitas. Faktanya dari pembedaan kaum KLMTD paling banyak mengalami ketidakadilan seperti subordinasi, marginalisasi, kehilangan akses, bahkan kekerasan di ranah domestik maupun di ruang publik. Cakupan ketidakadilan ini sangat luas diberbagai bidang, kesehatan, pendidikan, lingkungan, ekonomi, bahkan politik.

 

Membutuhkan perhatian dan kerjasama banyak pihak, untuk mengangkat persoalan KLMTD di masyarakat, untuk mengajak masyarakat dan berbagai pihak berfikir kritis terhadap persoalan ini. Salah satunya adalah keberpihakan para penulis pada isu tersebut. Tulisan di media baik melalui website, newsletter, facebook dan lain lain mesti dijadikan sebuah alat pemberitaan ataupun komunikasi pada masyarakat luas, tulisan perlu memuat fakta-fakta ketidakadilan sebagai bahan kajian reflektif dan sarana untuk memberdayakan KLMTD. Tulisan di media sebagai alat untuk mendorong upaya advokasi pada masyarakat luas, pemerintah, dan stakeholder seharusnya memuat pemberitaan yang bersifat kritis, transformatif, emansipatif, dan pemberdayaan sosial.

Inilah yang sering disebut sebagai jurnalisme berperspektif KLMTD, yaitu kegiatan atau praktek jurnalistik yang selalu menginformasikan ketidakadilan terhadap kaum KLMTD dan perjuangan KLMTD untuk berdaya dan mandiri.

Pelatihan Jurnalitik yang dilakukan dalam kerangka Hari belajar (HAJAR)  diikuti oleh  jajaran manajemen, program, maupun staf lapangan agar mampu menulis dan membangun pemahaman dan perpektif yang sama dalam memberdayakan KLMTD.

Materi-materi yang dipelajari meliputi perkembangan trend media, pengantar jurnalistik, praktek menulis dan pengenalan fotografi. Bambang Sigap Sumantri dan Fergenada Indra Riatmoko dari Kompas menjadi nara sumbernya. (Ferry T. Indratno)

 


© 2010 karinakas.or.id. | +62 274 552126 | karinakas.office@gmail.com