Asupan gizi yang kurang pada ibu hamil dan anak-anak, virus, penyakit, sanitasi/lingkungan yang buruk, bencana alam, dll. adalah beberapa penyebab seseorang menjadi difabel. Boyolali sebagai daerah yang berada di sebelah utara Gunung Merapi, tentunya harus selalu waspada terhadap bencana alam letusan gunung yang teraktif di dunia ini. Menyadari hal ini, KARINAKAS bekerjasama dengan Paroki Boyolali menyelenggarakan seminar Pengenalan Difabilitas, pada Minggu, 24 November 2013. Kegiatan diikuti oleh 18 orang peserta, yang melibatkan tim APP, Bidang Paguyuban, Bidang Pelayanan, Pendamping PIA, Tim Kerja Panggilan, perwakilan dari lingkungan, guru dan juga tidak ketinggalan orang muda.
Sebagai kegiatan awal, satu peserta diminta untuk berperan sebagai difabel netra dan satu peserta lain sebagai difabel yang mengalami kesulitan berjalan. Dengan bermain peran, peserta semakin menyadari bahwa difabel juga memiliki keinginan untuk diterima secara wajar, diberi kesempatan untuk berkembang, dan terlibat dalam berbagai kegiatan tanpa hambatan yang signifikan. Mas Andri berperan sebagai difabel netra dan P. Tris berperan sebagai difabel yang mengalami hambatan untuk berjalan dan harus dibantu dengan alat bantu jalan (kanadian). Titik awal yang sangat menarik adalah ketika P. Tris berperan sebagai difabel yang harus berjalan menggunakan kanadian yang ukurannya terlalu pendek, berjalan dari halaman gereja menuju ke aula tempat pelatihan yang melewati beberapa tangga. Pak Tris menghayati dengan sungguh-sungguh peran ini. Sebagai refleksinya, beliau mengungkapkan bahwa menjadi difabel itu berat, apalagi ditambah dengan lingkungan sekitar yang tidak mendukung.
Simulasi sederhana tersebut, ternyata menginspirasi para peserta untuk mengusulkan adanya ram menuju aula ke Dewan Paroki. Ram tentu sangat membantu orang yang mengalami hambatan berjalan (termasuk lansia, ibu hamil) menuju ke lokasi-lokasi yang akan dituju. Aksi lain dari pelatihan Pengenalan Difabilitas ini adalah akan ada pertemuan lanjutan untuk membahas kegiatan nyata bagi difabel.