Pelatihan advokasi

Peserta Pelatihan Advokasi Hak Hak Difabel di Kecamatan Weru Sukoharjo 28-30 April 2016 (Foto: Martin)

Oleh:

Martinus Danang Pratama Wicaksana

"Difabel belum mendapatkan pemenuhan hak yang selayaknya,” kata Karel Tuhehay.

Dua orang pemateri yaitu Karel Tuhehay dari KARINAKAS dan Metta Yanti dari KONSTANTA nampak bersemangat mendampingi kader RBM (Rehabilitasi Bersumber daya Masyarakat). Kamis hingga Sabtu (28-30/4/16) KARINAKAS mengadakan pelatihan advokasi hak-hak difabel di rumah makan Mbah Sunar di kecamatan Weru kabupaten Sukoharjo. Peserta terdiri dari Tim RBM Desa dan perwakilan SHG (Self Help Group) yang didominasi oleh kaum wanita dan beberapa difabel ini bertujuan meningkatkan pemahaman tentang advokasi, dan bagaimana merencanakan dan menjalankan advokasi untuk pemenuhan hak-hak difabel.

 

 

Musrenbang

Musrenbang Tematik dengan tema "Membangun Pengarusutamaan Difabilitas dalam pembangunan" kabupaten Sukoharjo dilaksanakan 21 Maret 2016 (Foto: Karel Tuhehay)

 Oleh: Karel Tuhehay

Untuk menjaring aspirasi Difabel agar semakin terlibat dalam pembangunan, Kabupaten Sukoharjo menyelenggarakan Musrenbang Tematik dengan tema "Membangun Pengarusutamaan Difabilitas dalam Pembangunan". Kegiatan dilaksanakan pada tanggal 21 Maret 2016 yang dihadiri oleh SKPD terkait, organisasi sosial kemasyarakatan, LSM, dan perwakilan dari Komisi I DPRD Kabupaten Sukoharjo.

Pelatihan Gender

Metta Yanti (tengah) bertindak selaku narasumber di dampingi  Ella William seorang perawat dari Jerman yang mensharingkan pengalamannya sebagai relawan autis di Jerman (foto:Agus Wahyudi)

 Oleh: Agus Wahyudi

Untuk meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap gender, Program Peduli KARINAKAS didukung The Asia Foundation mengadakan Pelatihan Gender di Kecamatan Weru, Sukoharjo, Jawa Tengah. Pelatihan diikuti tim RBM (Rehabilitasi Bersumberdaya Masyarakat), kader Posyandu, dan SHG (Self Help Group), dengan narasumber Meta Yanti dari Perkumpulan Konstanta.

 Jurnalisme Pro KLMTD KARINAKAS

Bambang Sigap Sumantri, Kepala Biro Kompas Yogyakarta, memaparkan materinya dalam Pelatihan Jurnalistik Pro KLMTD KARINAKAS di Gedung Belarasa Pringwulung Yogyakarta, Jumat 1 April 2016 (Foto:ferry)

 

Pelatihan Jurnalistik digelar KARINAKAS bekerjasama dengan Harian Kompas, Jumat, 1 April 2016 di kantor KARINAKAS gedung Belarasa Pringwulung Yogyakarta. Sebagai lembaga yang membela martabat manusia pada dua persoalan utama, yaitu Pengurangan Resiko Bencana dan upaya membangun inklusi sosial dengan strategi Rehabilitasi Bersumberdaya Masyarakat (RBM), KARINAKAS bersama dengan ratusan anggota Caritas dari berbagai negara seluruh dunia bersama-sama mewujudkan tata dunia yang lebih adil bagi semua orang, terutama mereka yang kecil, lemah, miskin, tersingkir, dan difable (KLMTD).

Jurnalistik KLMTD KARINAKAS

Widodo (berkaos merah) dan Jumadi (berkursi roda) staf KARINAKAS Gunungkidul, mengikuti dengan tekun praktek menulis dalam Pelatihan Jurnalistik Pro KLMTD (foto:ferry)

 Salah satu persoalan masyarakat yang masih menjadi agenda nasional dan menjadi fokus keberpihakan KARINAKAS adalah masalah KLMTD. KLMTD adalah sebuah kontruksi ekonomi sosial budaya yang membedakan antara kaya dan miskin serta sehat dan disabilitas. Faktanya dari pembedaan kaum KLMTD paling banyak mengalami ketidakadilan seperti subordinasi, marginalisasi, kehilangan akses, bahkan kekerasan di ranah domestik maupun di ruang publik. Cakupan ketidakadilan ini sangat luas diberbagai bidang, kesehatan, pendidikan, lingkungan, ekonomi, bahkan politik.

 Kunjungan Benef

Pramono Murdoko, Program Manajer Inklusi KARINAKAS, memaparkan tujuan program Inklusi pada masyarakat Ngreco, Kecamatan Weru, Sukoharjo (foto;ferry)

Rabu, 18 Maret 2016 yang lalu,  merupakan hari yang membahagiakan. Seluruh manajemen KARINAKAS mulai dari Direktur Rm. A, Banu Kurnianto, Pr, Koordinator Program Manajer R. Anang Setiyargo, Manajer keuangan Setyo Budi Asmara, para Manajer Program serta  sebagian besar staf program melakukan kunjungan ke salah satu Benef (penerima manfaat program)  yaitu Ngadiman di Ngreco, Kecamatan Weru Sukoharjo.

Dalam kesempatan yang dihadiri Sekwilcam Weru Supomo, Kepala Desa Krajan  Sutejo, dan beberapa perangkat desa lain di Ngreco, Krajan, Grogol, dan Tegalsari ini diadakan refleksi bersama dan tukar pengalaman dalam proses pembentukan desa inklusi.

Perempuan difabel

Giyanti (23 tahun), pertama kali bertemu dengan KARINAKAS pada tahun 2010. Saat itu, KARINAKAS melaksanakan Program CBR (Community Based Rehabilitation) di Desa Kedungwinong, Kecamatan Nguter, Kabupaten Sukoharjo, Propinsi Jawa Tengah.

Sebelum bertemu dan mengenal KARINAKAS, Giyanti tidak pernah keluar rumah dan sangat jarang berinteraksi dengan orang lain. Sehari-harinya dia hanya di rumah berteman dengan kursi roda tua yang sudah tak layak dipakai. Rasa minder dan malu bercampur aduk ternyata tidak membuat lebih baik kehidupan Giyanti.

Retret

Romo Petrus Sunu Hardiyanto, SJ., Provinsial Serikat Jesus, membimbing Retret Laudato Si KARINA Regio Jawa di Hotel Grand Cepu 22-24 Februari 2016 (foto: kace)

Bertempat di hotel Grand Cepu, Karina Regio Jawa mengadakan retret Laudato Si. Retret dikuti KARINA KWI, KARINAKAS, Keuskupan Malang, Keuskupan Surabatya, Keuskupan Bandung, Keuskupan Bogor, Keuskupan Purwokerto dan Keuskupan Sibolga. Acara berlangsung tanggal 22-24 Februari 2016 yang dibimbing Romo Petrus Sunu Hardiyanto, SJ., Provinsial Serikat Jesus.

Retret

Peserta dari KARINAKAS berfoto dengan Pembimbing Retret Rm. Sunu, di sela-sela acara (foto:kace)

Ensiklik Laudato Si merupakan kutipan dari Kidung Pujian St. Fransiscus Dari Assisi kepada Tuhan atas segala keindahan ciptaan. Kidung ini ditulis Agustus 1226 ketika St. Fransiscus Assisi kian berat menderita sakit. Ensiklik ini tertanggal 24 Mei 2015, diterbitkan 18 Juni 2015 setebal 184 halaman dengan Subjudul “Pemeliharaan Bagi Rumah Umum, Tentang Perkembangan Lingkungan dan Ketahanannya”. Ensiklik ini disiapkan oleh Kardinal Peter Turkson (Presiden JPIC) bersama timnya yang diberi masukan para teolog dan pakar di bidang lingkungan.

http://i1184.photobucket.com/albums/z332/albertdeby/IMG_1214.jpg

Klaten, (28/11)

Gunung Merapi meletus
lagi. Desa Talun, Kemalang, Klaten terletak di Kawasan Rawan Bencana 1, radius
10 km dari puncak Merapi. Warga desa menyelamatkan diri dengan berbagai cara.

 

Sepeda motor, mobil bak terbuka, truk, lalu lalang di sepanjan jalan utama desa. Lapangan desa Talun disulap menjadi sebuah barak pengungsian dengan
tenda-tenda darurat untuk pengungsi, pusat kesehatan, dan komunikasi. Relawan Tim Siaga Bencana desa Talun sibuk mengatur pengungsi dan mempersiapkan segala
sesuatu untuk situasi tanggap darurat. Tim PMI Kabupaten Klaten sudah datang dan siap untuk memberikan layanan kesehatan. Aparat kepolisian dan TNI nampak membantu mengatur pengungsi dan kendaraan-kendaraan.

© 2010 karinakas.or.id. | +62 274 552126 | karinakas.office@gmail.com