Direktur caritas Ind

Sebanyak 35 keuskupan di Indonesia mengirimkan utusannya pada pertemuan jaringan Caritas Indonesia 2019, bertempat di Wisma Canossa, Tangerang. Pertemuan yang dihadiri sebanyak 85 peserta dari Caritas/Caritas PSE Keuskupan se-Indonesia ini, dilaksanakan selama 3 hari (28-30/10/2019). Tema besar pada pertemuan ini adalah pertemuan tahunan dan penguatan jaringan keluarga Caritas Indonesia, menegaskan sistem koordinasi Caritas Indonesia terhadap Caritas-Caritas Keuskupan dan antar Caritas Keuskupan.

Dalam kesempatan itu, KARINAKAS diberi kesempatan untuk mensharingkan pengalaman dalam kegiatan sosial kemanusiaan, salah satunya adalah program pembangunan 102 unit huntara di salah satu kompleks pengungsian di SulTeng. Pada intinya, karya KARINAKAS tersebut adalah karya kemanusiaan keluarga Caritas Indonesia dalam rangka menghadirkan belas kasih Allah pada mereka yang menderita, dan menghadirkan wajah sosial Gereja Katolik di tengah masyarakat.

Dalam pertemuan itu, para peserta juga mendengarkan sharing dari mitra Caritas misalnya HFI (Humanitarian Forum Indonesia: forum lembaga kemanusiaan Indonesia berbasis iman), JRS (Jesuit Refugee Service), Binus, PSE KWI, SGPP (perlindungan anak dan perempuan) dan lain-lain. Mereka mensharingkan pengalaman pelayanan sosial kemanusiaan dan kerjasamanya dengan Caritas Indonesia. (Rm Tomo)

 

hari studi unio1

Pada tanggal 22 sd 24 Oktober 2019, para Romo Keuskupan Agung Semarang mengadakan Hari Studi UNIO, yang dilaksanakan di Wisma Syaloom Bandungan, dihadiri oleh sekitar 40 Romo. Hari studi kali ini mengambil tema “Gereja KAS Srawung yang berkesinambungan”. Pada kesempatan itu KARINAKAS mengisi sesi yang ketiga, yang diisi dengan srawung KARINAKAS kepada banyak pihak (masyarakat, pemerintah, suasta, umat, dan berbagai pihak)

KARINAKAS mensharingkan pengalaman srawung pada banyak pihak melalui semua kegiatan atau program-program yang dilaksanakan KARINAKAS, yakni srawung dalam kegiatan tanggap becana (oleh Romo Martinus Sutomo), kegiatan pengurangan resiko bencana (Suster Huberta) dan inklusi sosial (Bapak Pramono Murdoko). KARINAKAS yang mewakili kehadiran Gereja KAS melakukan srawung pada banyak pihak.

hari studi unio2

Srawung tersebut bertujuan untuk saling mengenal dan berjumpa dengan banyak pihak, untuk menghadirkan wajah sosial Gereja Katolik di tengah masyarakat, dan bekerjasama dengan banyak pihak mewujudkan kesejahteraan dan peradaban kasih. Kegiatan srawung ini selaras dengan anjuran Bapa Paus Fransiskus bahwa Gereja harus keluar menjumpai sesama dan masyarakat di sekitarnya (Evangelii Gaudium 46). (Rm. Tomo)

 

misa syukur ultah 13

Pada hari Rabu, 12 Juni 2019, Yayasan KARINAKAS merayakan ulang tahun ke-13. Perayaan ulang tahun ini diwujudkan dalam Misa Syukur Ulang Tahun ke-13 dan ramah tamah, bertempat di Gedung Belarasa (Kantor KARINAKAS). Misa dipimpin oleh Romo Martinus Sutomo, Pr (Direktur Yayasan KARINAKAS) sebagai selebran utama, Romo Antonius Banu Kurnianto, Pr (Pembina Yayasan KARINAKAS), dan Romo Rosarius Sapto Nugroho, Pr (Pastor Paroki St Yohanes Rasul Pringwulung). Tamu undangan yang hadir adalah perwakilan Dewan Harian Paroki Pringwulung, JRS, Karina KWI, Perwakilan SAR Yogyakarta dan SAR Rajawali Solo, Perwakilan Relawan Lingkar Merapi dan Gunungkidul, dan beberapa tamu undangan lainnya.

Setelah Misa Syukur disampaikan sambutan-sambutan, yakni dari Direktorat KARINAKAS yang diwakili oleh Bp Pramono Murdoko (Program Manager Inklusi Sosial), Romo Antonius Banu Kurnianto Pr, dan Romo Rosarius Sapto Nugroho, Pr. Dalam sambutannya, Romo Banu menyampaikan harapan agar KARINAKAS semakin dikenal kiprahnya dan perannya khususnya dalam bidang kebencanaan dan inklusi sosial oleh umat Katolik di Keuskupan Agung Semarang.

Ramah tamah (makan siang) dilaksanakan di lantai bawah gedung belarasa, sambil menyaksikan video dokumentasi kegiatan KARINAKAS. Semoga dengan perayaan ulang tahun ini, Yayasan KARINAKAS diberi usia panjang, dan semakin mampu menjadi sarana mewartakan dan menyalurkan cinta kasih Allah kepada masyarakat, terutama mereka yang membutuhkan. Salam belarasa. (Rm Toms)

audiensi

Romo Martinus Sutomo dari Yayasan KARINAKAS, melakukan dengar pendapat dengan perangkat pemerintahan Kabupaten Sukoharjo Jawa Tengah (Foto: Dok KARINAKAS)

Pada hari Rabu, 25 April 2018, Karinakas mengikuti audiensi dengan perwakilan dari Bupati Sukoharjo terkait Program Peduli yang dilaksanakan di beberapa desa di Kabupaten Sukoharjo. Hadir dalam audiensi itu adalah Wabidang Perekonomian selaku perwakilan dari Bupati Sukoharjo, perwakilan dari Yayasan Karinakas, Sehati, Yakkum dan TAF (The Asia Foundation). Hadir juga perwakilan beberapa OPD yakni Dinas Kesehatan, Dukcapil, Pendidikan, Perekonomian, Bapelbangda dan lain-lain.

Program Peduli yang didanai oleh TAF dan juga Yakkum sudah mulai berkarya di Sukoharjo sejak tahun 2015 dalam kerjasama dengan Kemenko PMK. Salah satu hal yang menjadi latar belakang program adalah adanya permasalahan pembangunan yang belum inklusif yakni belum dilibatkannya mereka yang difabel. Bahkan difabel mendapatkan stigma negatif dari masyarakat, yakni mereka dianggap lemah segalanya, serba tidak mampu, jadi obyek, bahkan ada difabel yang sengaja disembunyikan, dan ada yang tidak memiliki KTP. Selain itu mereka yang difabel tidak jarang juga mengalami kekerasan fisik dan verbal, dan terbatasnya layanan dasar bagi mereka.

Selama ini program peduli yang dipelopori oleh TAF dan Yakkum, dan dilaksanakan oleh Karinakas dan Sehati, sudah menjangkau dan melayani 327 difabel. Selain itu ada 12 puskesmas yang juga sudah memperbaiki layanan untuk difabel. Harapannya, inklusifitas terhadap difabel itu bisa menjangkau di semua sektor/bidang di Kabupaten Sukoharjo.

Karinakas sendiri sebetulnya sudah mulai melakukan pelayanan terhadap mereka yang difabel sejak tahun 2009. Karinakas menggandeng banyak OPD dan RSUD. Karinakas mengajak instansi-instansi tersebut untuk bekerja bagi mereka yang difabel, yakni membuat kebijakan-kebijakan sesuai dengan tupoksinya masing-masing. Sebagai contoh: Dinas Kesehatan membuat kebijakan untuk difabel terkait kesehatan dan layanan kesehatan yang inklusif, Dinas Pendidikan membuat kebijakan terkait pendidikan yang inklusif dan sebagainya.

Bapak Widodo, selaku wakil dari Bupati Sukoharjo menyambut baik hasil dan capaian Program Peduli ini. Pemerintah Sukoharjo sangat berterimakasih atas kerjasama dan kerja keras tim Program Peduli, dan berharap agar kerjasama ini terus terjalin, karena Pemerinta Sukoharjo menyadari bahwa tidak dapat bekerja sendirian. Kerjasama hendaknya terus terjalin di antara pemerintah, warga dan lembaga-lembaga (NGO). Pemerintah Sukoharjo juga mengajak jajarannya yakni Dinas-dinas untuk mendukung Program Peduli yang sudah terlaksana ini, demi pelayanan kepada mereka yang difabel, agar mereka semakin sejahtera dan bermartabat. (Rm. Martinus Sutomo, Pr)

 

Logistik

DISTRIBUSI LOGISTIK: Tim Emergency Response KARINAKAS dipimpin Romo Martinus Sutomo, Pr (Kaos merah), menyerahkan bantuan logistik bagi korban bencana di Desa Wonotopo, Kecamatan Gebang, Kabupaten Kulonprogo (Foto: V. Sudrajat)

Program Peduli

Kurangnya pemahaman yang baik tentang difabilitas oleh Pemerintah, merupakan salah satu faktor kurangnya terakomodasi program pemberdayaan bagi difabel. Untuk meningkatkan pemahaman tentang difabilitas, maka pada tanggal 14 September 2017 telah dilakukan Pelatihan Perspektif Difabel kepada 11 Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Kabupaten Klaten. termasuk Organisasi Penyandang Disabilitas (DPO) dan beberapa Sekolah di Kabupaten Klaten. Fasilitator dari kegiatan ini adalah Karel Tuhehay yang adalah Project Manager Program Peduli KARINAKAS, dengan materi pelatihan yaitu Ideologi Kenormalam, Meluruskan Cara Pandang Terhadap Difabel, Cacat dan Difabel, Membangun Sensitiviatas Hak Difabel. (Karel Tuhehay)

Agni Mandiri

Kadisdinsospermasdes Jepara dan staf, berfoto bersama dengan Kabid Lingkungan Hidup Boyolali,  staf KARINAKAS serta anggota Kelompok Tani Agni Mandiri Sruni (Foto; Sr. Huberta)

Kamis, 14 September 2017, Kelompok Agni Mandiri Desa Sruni, Kecamatan Musuk, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, mendapatkan kunjungan dari Dinas Sosial Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DINSOSPERMASDES) Kabupaten Jepara, Jawa Tengah. Pada kunjungan tersebut hadir Kepala Dinas DINSOSPERMASDES, Drs. Mohammad Zahid, Kepala-kepala Seksi dan staf serta 3 kepala desa.

Kegiatan kunjungan ini juga didampingi oleh Kabid Lingkungan Hidup Kabupaten Boyolali, Drs. Bambang Subagyo. Dalam sambutannya beliau menegaskan,”Biogas di Sruni bukan biogas yang abal-abal. Di Sruni, biogasnya benar-benar mandiri, bukan sekedar bantuan. Memang peran KARINAKAS dalam mendampingi desa Sruni sangat bagus. Kami sangat berterimakasih dengan pendampingan KARINAKAS.”

Kunjungan ini bertujuan untuk mempelajari lebih dalam bagaimana keberlangsungan program biogas bisa tetap dijaga. Ada beberapa hal yang menjadi alasan mengapa DINSOSPERMASDES memilih Sruni menjadi tujuan tempat pembelajaran. Di kabupaten Jepara, sudah ada beberapa bantuan biogas dari pemerintah akan tetapi biogas-biogas tersebut tidak dapat dipelihara dengan baik sehingga saat ini banyak yang mangkrak. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Eko Subgyo, Kasi pemberdayaan masyarakat desa,”Ada bantuan berupa biogas untuk beberapa desa yang ada di kecamatan Kembang, sayangnya bantuan tersebut tidak dikelola dengan baik. Sehingga sekarang ini biogas tersebut mangkrak dan tidak dapat digunakan lagai.” Lebih lanjut beliau mengungkapkan,”Perkembangan biogas di Sruni sangat bagus, barangkali bisa juga dikembangkan untuk desa-desa yang ada di kecamatan kembang.”

Setyo, ketua kelompok Agni Mandiri menegaskan, jika ada permasalahan dengan biogas jangan buru-buru dibongkar tetapi dipelajari persoalannya apa. “Agni Mandiri jika menemukan persoalan justru bangga karena dengan demikian kami jadi tahu cara mengatasinya seperti apa?” tuturnya. Peran kelompok sangat penting, karena kelompok menjadi ajang diskusi untuk menyelesaikan berbagai macam persoalan tentang biogas.

Dalam kesempatan ini peserta juga diajak untuk melihat langsung salah satu instalasi biogas milik Hartono. Biogas berukuran 8 M3 ini digunakan untuk 2 KK dan masing-masing KK menggunakan 2 tungku. Biogas ini selain digunakan untuk kebutuhan harian juga untuk kebutuhan ngombor sapi (memberi makan ternak sapi). Peserta semakin yakin, biogas bisa dikembangkan untuk wilayah Jepara.

Persoalan lain yang sangat penting yang disampaikan peserta adalah tidak ada ahli biogas di kabupaten Jepara. Maka, Agni Mandiri yang hampir seluruh anggotanya sudah paham tentang instalasi biogas, siap untuk berbagi ilmu tentang teknis biogas. Karena semakin banyak biogas, semakin mandiri energy, semakin terjaga alam dan semakin sehat lingkungan kita. (Sr. M. Huberta, FSGM)

Caritas Germany

Salah satu program Caritas Germany (Foto: Istimewa)

Caritas Germany Indonesia mengadakan “Pertemuan Mitra” yang dilaksanakan di Kupang, Nusa Teggara Timur pada tanggal 21-25 Agustus 2017. Pertemuan ini diikuti oleh semua mitra Caritas Germany di Indonesia dalam program kebencanaan, rehabilitasi berbasis masyarakat, HIV/AIDS dan penyalahgunaan narkotika. Dalam pertemuan ini disampaikan tentang berbagai capaian yang telah dihasilkan, termasuk di dalamnya tantangan, hambatan dan keberhasilan program.

Pertemuan Mitra dilaksanakan dengan metode sharing yakni berbagi pengalaman melalui presentasi dari semua mitra Caritas Germany di Indonesia. Pertemuan ini bertujuan untuk mengidentifikasi program yang akan diakukan pada masa mendatang dengan dukungan dari pemerintah. Selain itu, dikenalkan strategi tentang Pengadaan UnitLayanan Disabilitas di tingkat daerah oleh BPBD Kabupaten Klaten, dan Penggunaan Aplikasi GPS melalui telpon genggam oleh Akademi Sinau Bareng, Malang.

Untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan strategi yang diterapkan mitra Caritas Germany, diakukan diskusi yang terbagi dalam 3 kelompok, yaitu kelompok pengurangan resiko bencana, kelompok rehabilitasi bersumber daya masyarakat, dan kelompok kesehatan. Pada hari terakhir pertemuan, dilakukan kunjungan ke salah satu daerah dampingan salah satu mitra Caritas Germany yaitu Desa Oebelo, Kecamatan Amanuban Selatan, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS). Desa ini merupakan daerah dengan acaman bencana kekeringan yang mendapat pendampingan dari mitra Caritas Germany. (Yohanes Teguh Bayu)

© 2010 karinakas.or.id. | +62 274 552126 | karinakas.office@gmail.com