Kategori: DRR
Ditulis oleh Romo Tomo
Dilihat: 1369
Cery Widodo, warga desa Sruni, kabupaten Boyolali tersenyum bahagia, pasalnya tanaman kakao miliknya sudah mulai panen. Kakao tersebut dibudidayakan secara tumpangsari dengan berbagai macam tanaman lainnya. Dalam luasan lahan sekitar 1000 meter persegi, Pak Cery, demikian anggota kelompok Agni Mandiri ini sering disapa, menaman 130 batang tanaman kakao. Tanaman tersebut dipupuk dengan memanfaatkan bio-slurry yang merupakan produk sampingan dari instalasi biogas miliknya. Pada panen perdana ini, rata rata menghasilkan 1 kg per pohon.
Pak Cery sedang memanen Kakao
Tanaman kakao tersebut ditanam 4 tahun yang lalu. Usaha penanam kakao itu merupakan tindak lanjut dari rencana aksi komunitas, hasil Kajian Pengurangan Resiko Bencana Partisipatif yang dilakukan oleh kelompok Agni Mandiri dalam program Building Community Resilient KARINA. Pada waktu itu kelompok Agni Mandiri sepakat bahwa untuk menanggulangi ancaman kekeringan, perlu ditingkatkan gerakan menaman pohon dengan jenis tanaman yang tahan kekeringan dan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat. Hal ini juga disebabkan karena tanaman cengkih yang selama menjadi salah satu sumber penghasilan di Sruni sudah tidak dapat memberikan harapan lagi akibat serangan hama penyakit yang mematikan.
Tanaman Kakao menjadi pilihan tanaman baru untuk dikembangkan saat itu. Kelompok Agni Mandiri kemudian melakukan studi banding ke kampung kakao Nglanggeran dan membuat kebun pembibitan kakao unggul dengan benih dari Nglanggeran. Tanaman kakao hasil pembibitan kelompok tersebut kemudian dibagikan kepada anggota kelompok dan masyarakat Sruni yang berminat membudidayakan kakao.
“Saya berharap tanaman kakao ini bisa menjadi sumber pendapatan baru bagi kami, apalagi kalau mampu mengolahnya menjadi produk olahan yang mempunyai nilai jual lebih tinggi.” Demikian kata Pak Cery. (Ag. Heri Purwadi)