Ketika Anak Muda Bicara Desa

Lokakarya Pembangunan Desa

Y. Bayu Kristiawan, KARINAKAS, memberi masukan pada lokakarya Revitalisasi Gotong Royong Untuk Suroteleng Membangun, di Balai Desa Suroteleng, Selo, Boyolali, 17-18 Mei 2016 (Foto: Ferry)

 

AYO MEMBANGUN DESA

Ahmad Erani Yustika

Kini saatnya kaum muda
Penuhi panggilan tugas mulia
Singsingkan lengan baju untuk Nusa
Berkarya bagi Tanah Air tercinta

Mengolah sawah, hutan, lautan
Merawat sumber daya kehidupan
Satukan tekad gelorakan semangat
Membangun bangsa makmur dan berdaulat

Musyawarah jadi pandu warga
Adat istiadat lestarikan sukma budaya
Gotong royong sandaran kerja
Keadilan tujuan bersama

Bebaskanlah desa dari kemiskinan
Wujudkan kemandirian sandang, pangan, papan
Bergandeng tangan tulus ikhlas berjuang
Mengabdi pada desa membangun Indonesia

Puisi karya Ahmad Erani Yustika, Dirjen Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa (PPMD) Kementerian Desa Republik Indonesia, terasa pas dan menjadi penambah semangat 38 anak muda Desa Suroteleng, Kecamatan Selo, Boyolali, Jawa Tengah yang tanggal 17-18 Mei 2016 mengadakan Lokakarya “Revitalisasi Gotong Royong untuk Suroteleng Membangun”.

Lokakarya pembangunan desa suroteleng

Salah satu peserta sedang mempresentasikan hasil diskusi tentang potensi desa, disaksikan Fasilitator,  Sinam, Forum Desa Nusantara (Foto: Ferry)

 

Lokakarya yang diadakan Pemerintah Desa Suroteleng, Yayasan Darma Desa, KARINAKAS, Forum Desa Nusantara, dan Serikat Paguyupan Petani Qoryah Thayyibah (SPPQT) sebagai tindaklanjut implementasi UU No 6 Tahun 2014 tentang Desa Berbasis Prakarsa Warga Desa.

 

Dalam UU No. 6/2014 ditegaskan bahwa pendekatan yang digunakan dalam pembangunan desa adalah "Desa Membangun" dan "Membangun Desa" yang diintegrasikan dalam perencanaan Pembangunan Desa.  Pendekatan ini merupakan kritik terhadap model kebijakan pembangunan desa sebelumnya.  Dalam UU No. 32/2004 tidak dikenal konsep pembangunan berskala lokal desa, yang dikenal hanya konsep pembangunan kawasan perdesaan.

Konsep "Desa Membangun" memastikan bahwa Desa adalah subyek utama pembangunan desa. Konsep ini sangat relevan dengan kewenangan lokal berskala desa dan hak asal-usul.  Desa berhak untuk merencanakan, melaksanakan, monitoring dan evaluasi pembangunan secara mandiri berdasarkan prakarsa lokal desa. 

Lokakarya Anak Muda

Adalah Sutris, Sang kepala Desa Suroteleng yang masih berusia muda ini menggandeng anak-anak muda di desanya untuk aktif berprakarsa membangun desa. Anak-anak muda inilah, yang menurut Sinam, dari Forum Desa Nusantara, merupakan generasi Y yang penuh kreativitas, yang akan menjadi pelopor pembangunan desa.

Lokakarya pembanguna cesa Suroteleng

Foto bersama Kepala Desa Suroteleng, Narasumber, Fasilitator, dan Peserta Lokakarya (Foto: Ferry)

 

Dengan narasumber Bayu Kristiawan dari KARINAKAS, Anik dari SPEKHAM Surakarta, dan Muhamad Hisyam dari SPPQT, serta fasilitasi oleh Sinam, Widodo, Mujiyanto dari Forum Desa Nusantara, jadilah anak-anak ini menggali potensi desanya.

Di hari pertama di pandu Sinam anak-anak muda isi menggali potensi desa dan harapan-harapan akan desa Suroteleng di masa yang akan datang. Dari alian terhadap potensi desa ternyata banyak hal positif yang dimiliki desa. Selain masyarakat yang ramah dan memiliki toleransi dan solidaritas yang tinggi, Suroteleng memiliki tradisi budaya yang unik, sejarah desa. kesenian yang beragam diantaranya reog, jatilan, sholawatan dan sebagainya, juga potensi alam yang indah serta keanekaragaman tanaman yang menghidupi. Diskusi berlangsung semarak, kreatif dan produktif.

Lokakarya hari kedua berjalan lebih tajam lagi. Sinam memandu anak-anak muda ini membuat peta apresiatif aset desa dan mimpi mimpi desa.

“Selamat datang di desa Suroteleng Indah,” demikian ungkap salah seorang peserta sebagai pembuka presentasi tentang mimpi mereka untuk Suroteleng 4 tahun ke depan. Dari kelompok yang mempresentasikan tentang mimpi Suroteleng, masing-masing mempresentasikan mimpi-mimpi yang sangat luar biasa. Setelah sebelumnya mereka membuat peta aset desa dengan gambaran yang saling melengkapi dan memukau. Bahkan mereka bisa mengenal tempat-tempat sejarah dan titik-titik potensi pariwisata dengan sangat detil. Pemuda dan pemudi ini memang menjadi aset yang luar biasa untuk desa Suroteleng.

Lokakarya selama dua hari ini memang baru langkah awal dari mimpi Suroteleng untuk menjadi desa yang lebih berkembang lagi. Maka, untuk lebih mewujudkan mimpi tersebut, 38 kaum muda yang hadir dalam lokakarya ini ditetapkan sebagai Tim Percepatan Suroteleng membangun. Tim ini sendiri di bagi dalam dua tim kecil yaitu Tim Sensus Aset Desa dan Tim Sensus Kesejahteraan.

Dalam waktu dekat mereka akan segera melaksanakan tugas mereka sebagai Tim Percepatan Suroteleng Membangun. Sutris sebagai kepala desa menegaskan tim ini akan disahkan dan sekaligus mendapatkan Surat Keputusan pada kesempatan buka bersama dengan Bupati Boyolali. Semangat kaum mudah ini memang patut diberi apresiasi. Mereka sendiri berjanji akan memberikan kontribusi yang maksimal bagi Suroteleng.

“Kami siap memberikan yang terbaik untuk Suroteleng, maka kami minta satu ruangan yang tidak terpakai di sebelah balai pertemuan ini. itu akan kami jadikan sebagai tempat kami berkumpul.”pungkas Dwi, salah satu peserta yang sekarang menjadi ketua Tim Sensus Aset Desa. Mimpi adalah kunci untuk kita menaklukkan dunia (Nidji). Teruslah bermimpi dan wujudkan mimpi kalian, anak anak muda Suroteleng. (Ferry T. Indratno dan Sr. Huberta, FSGM)

 

© 2010 karinakas.or.id. | +62 274 552126 | karinakas.office@gmail.com