Sudah sejak bulan November 2020 kemarin, KARINAKAS menjalankan Program Pemulihan Bencana pandemi COVID-19, yakni Ketahanan Pangan dengan kategori Pertanian. Program ini terlaksana berkat dukungan dari CARITAS INDONESIA (Yayasan KARINA) yang memiliki program DA (Diocesan Accompany) yakni penemanan terhadap Caritas-caritas Keuskupan termasuk Caritas Keuskupan Semarang atau KARINAKAS.
Sosialisasi program ketahanan pangan
Tujuan program ini adalah untuk mendampingi lima kelompok tani khususnya yang terdampak COVID-19 di tiga kabupaten yakni Bantul, Gunungkidul dan Boyolali agar mandiri dalam hal pangan khususnya sayuran. Tiap kelompok tani beranggotakan 15 KK.
Pengolahan kebun kelompok tani di Playen Gunungkidul
Sejauh ini program berjalan lancar, baik dari sosialisasi sampai pembagian benih dan sarana pertanian. Tiap-tiap kelompok tani memiliki kebun kelompok yang nantinya akan ditanami bersama dan hasilnya dibagi. Kalau hasil pertanian itu nantinya terdapat sisa, maka bisa dijual untuk mensupport ekonomi anggota kelompok.
Pembagian benih dan alat pertanian
- Detail
- Ditulis oleh Romo Tomo
- Kategori: DRR
- Dilihat: 833
Secara umum, wilayah Keuskupan Agung Semarang (KAS) adalah wilayah rawan bencana alam, sehingga bencana bisa terjadi sewaktu-waktu. Bahkan ada beberapa paroki di wilayah KAS yang setiap tahun berpotensi besar terdampak bencana misalnya bencana kekeringan di paroki-paroki area Gunungkidul, bencana banjir di paroki-paroki area Pantura. Sementara itu bencana letusan Gunung Merapi juga mengancam paroki-paroki lingkar Merapi. Belum lagi terdapat bencana laten yang dapat muncul sewaktu-waktu yakni gempa bumi yang dapat mengancam seluruh paroki-paroki di KAS, bahkan seluruh Indonesia.
Ancaman Bencana Merapi
Oleh karena itu, setiap paroki di wilayah KAS idealnya memiliki relawan-relawan atau Tim Respon Bencana (TRB). Di KAS, ada beberapa paroki yang sudah memiliki TRB Paroki. TRB Paroki itulah yang menjadi ujung tombak respon bencana ketika terjadi suatu bencana. Tanpa ada TRB paroki, maka dalam mengkoordinir respon bencana alam akan mengalami kendala. Idealnya, TRB paroki adalah orang-orang yang memiliki jiwa kerelawanan yakni mencintai dan mempunyai hati untuk kegiatan kemanusiaan. Selain itu, hal yang tidak kalah penting adalah TRB paroki semestinya memiliki pemahaman dan ketrampilan dalam respon bencana, agar respon bencana dapat berjalan efektif, tepat sasaran, tepat waktu, dan tepat kebutuhan.
TRB Paroki-Paroki Rayon Gunungkidul (foto sebelum covid-19)
Gereja Keuskupan Agung Semarang memiliki lembaga sosial kemanusiaan yang diberi mandat untuk mengkoordinir aksi sosial kemansiaan terutama saat terjadi bencana alam, yakni Yayasan KARINA KAS (Karitas Indonesia Keuskupan Agung Semarang). Beberapa respon bencana telah dilaksanakan oleh KARINA KAS termasuk respon bencana pandemi Covid-19 ini. Mengingat banyaknya potensi bencana dan banyak paroki yang belum memiliki TRB, maka KARINA KAS terdorong untuk mendampingi para relawan atau TRB paroki-paroki.
Pendampingan dan pelatihan TRB Paroki-paroki KAS
KARINA KAS, yang mendapat mandat dari KAS dalam hal kebencanaan melaksanakan Pelatihan Tim Respon Bencana (TRB) Paroki-paroki secara gratis. Pelatihan tersebut bertujuan agar TRB memiliki pemahaman dan ketrampilan terkait respon bencana. Kegiatan tersebut dilaksanakan selama 3 hati yakni Jumat, 16 Oktober 2020 sd Minggu, 18 Oktober 2020, pukul 09.00 – 17.00 WIB, bertempat di Kantor KARINA KAS. Pada kegiatan tersebut para relawan (TRB) mendapat Pelatihan Standar SPHERE (Standar Internasional dalam Respon Kemanusiaan). Selain itu, para mereka juga dapat saling berjumpa secara langsung satu sama lain. Para relawan paroki yang ikut berjumlah 28 orang terdiri dari perwakilan TRB paroki-paroki dari 4 kevikepan di Keuskupan Agung Semarang yakni Kevikepan Semarang, Kevikepan Kedu, Kevikepan Surakarta dan Kevikepan Yogyakarta. Kegiatan juga diikuti oleh para staff KARINA KAS dan Relawan KARINA KAS dan difasilitasi oleh KARINA KWI.
Pendalaman Materi tentang SPHERE
Masa pandemi Covid-19 ini mengharuskan adanya pembatasan peserta dan penerapan protokol kesehatan yang ketat. Peserta dipastikan sehat dan tidak menderita sakit apapun. Harapan dari diadakannya kegiatan ini adalah agar peserta saling berjumpa kembali satu sama lain dan mendapatkan peningkatan kapasitas ilmu kebencanaan khususnya terkait standar SPHERE. Salah satu peserta dari Kevikepan Semarang, Bp Soreng Pati, menyatakan, “kalau dulu hanya sebatas tahu tentang bencana, sekarang semakin tahu standar dalam tanggap bencana sesuai buku kitab (buku SPHERE).”
Praktik Materi tentang SPHERE
Semoga dengan kegiatan ini para relawan juga semakin mengenal dan mencintai panggilan menjadi relawan yakni membantu meringankan beban penderitaan warga yang terdampak bencana alam, menjadi perpanjangan kasih Allah, dan menghadirkan kepedulian serta keterlibatan Gereja Katolik dalam suka duka masyarakat sekitarnya.
- Detail
- Ditulis oleh Romo Tomo
- Kategori: DRR
- Dilihat: 1029
Jumpa terbatas Relawan Lingkar Merapi atau Tim Respon Bencana (TRB) Merapi dilaksanakan dalam 3 kali pertemuan dengan waktu dan tempat yang berbeda. Setiap pertemuan dihadiri oleh perwakilan relawan dan tim dari KARINAKAS dengan jumlah terbatas dan menerapkan protokol kesehatan.
Tim Respon Bencana (TRB) Merapi Area Timur (Paroki Boyolali, Kebonarum, Kalasan, dan Babadan) diselenggarakan pada hari Selasa, 15 September 2020 bertempat di kantor KARINAKAS, dihadiri 10 orang.
Jumpa TRB Merapi Area Timur
Tim Respon Bencana (TRB) Merapi Area Selatan (Paroki Pakem, Medari, dan Somohitan) diselenggarakan pada hari Kamis, 17 September 2020 bertempat di aula luar Kapel Purbowinangun, Paroki Pakem, dihadiri 11 orang.
Jumpa TRB Merapi Area Selatan
Tim Respon Bencana (TRB) Merapi Area Barat (Paroki Banyutemumpang, Muntilan, Salam, dan Sumber) atau yang sering disebut “RAKESEL” (Rayon Kedu Selatan) diselenggarakan pada hari Rabu, 23 September 2020 bertempat di aula paroki Banyutemumpang, dihadiri 20 orang.
Jumpa TRB Merapi Area Barat (RaKeSel)
Jumpa relawan ini diisi dengan pertemuan, keakraban, makan bersama, dan sharing pengalaman respon bencana pandemi Covid-19. Para relawan dari masing-masing paroki mensharingkan suka duka, hambatan dan tantangan selama respon bencana pandemi ini. Dalam respon bencana pandemi Covid-19 tersebut, Tim Respon Bencana (TRB) Merapi telah membantu APD dan sembako kepada 8.077 umat KLMTD dan 1.100 warga masyarakat, serta 7 desa dan 11 layanan kesehatan. Salam Belarasa.
- Detail
- Ditulis oleh Romo Tomo
- Kategori: DRR
- Dilihat: 876