Mbak Sapto Rahayu dari KARINAKAS, memandu Diskusi Tematik "Desa Inklusi" dalam Temu Inklusi 2016, 26 Agustus 2016 di Balai Desa Sidorejo, Lendah, Kulonprogo (Foto: Ferry)
Sasana Integrasi dan Advokasi Difabel (SIGAB) kembali menyelenggarakan Temu Inklusi 2016. Kegiatan dua tahunan ini sebagai wadah terbuka yang mempertemukan berbagai pihak pegiat inklusi Difabel. Forum dua tahunan ini dirintis pertamakalinya pada Desember 2014, bertempat di Desa Sendangtirto, Berbah, Sleman, Yogyakarta. Lebih dari 300 partisipan yang merupakan perwakilan organisasi Difabel, organisasi masyarakat sipil, serta individu pegiat inklusi Difabel telah menjadi bagian dari Temu Inklusi 2014 yang menghasilkan gagasan dirintisnya ‘Desa Inklusi’.
Dalam dua tahun terakhir, berbagai inisiatif dan gerakan inklusi Difabel terus bertambah dan menunjukkan banyak tunas praktik baik dan keberhasilan. Gagasan Desa Inklusi yang digagas pada Temu Inklusi 2014 telah mulai dirintis di sejumlah Kabupaten.
SHG Kecamatan Weru Sukoharjo, turut Pameran dalam Temu Inklusi 2016. (Foto: Ferry)
KARINAKAS melalui Program Peduli ikut mewujudkan Desa Inklusi ini di Sukoharjo dan Klaten, khususnya di Kecamatan Weru Sukoharjo dan Karanganom Klaten. Program KARINAKAS ini menghasilkan berbagai praktik baik di kecamatan tersebut salah satu yang ikut ditampilkan dalam Temu Inklusi 2016 ini adalah Self Help Group (SHG) dari Kecamatan Weru Sukoharjo yang memamerkan dan menjual berbagai produk difabel berupa kerajinan tas, mainan, jamu-jamuan, dan makanan.
Dalam Temu Inklusi 2016 yang diselenggarakan di Desa Sidorejo, Lendah, Kulonprogo ini diadakan seminar nasional yang menghadirkan pembicara kunci dari Kementerian Desa, Sharing dan Appreciative Inquiry, Workshop Tematik, dan Permainan Inklusi. Temu Inklusi yang dihadiri berbagai organisasi Difabel di seluruh Indonesia ini juga dihadiri Menteri Sosial Khofifah Indar Parawangsa. (Ferry T. Indratno)