Pemerinsaan kesehatan difabel1

“Supriyati, Gula darahmu tinggi, kolesterol juga tinggi, mulai sekarang mengurangi gula. Nasi juga dikurangi. Nasinya jadikan sayur, sayur jadikan nasi.” demikian disampaikan bidan Arum Anita, Bidan Desa Sumber sekaligus Relawan Komunitas Lereng Merapi Tinarbuka (KLMT) Paroki St. Maria Lourdes Sumber, kepada Supriyati. Supriyati adalah difabel rungu wicara, namun mampu berkomunikasi secara oral mendengarkan nasihat bidan Arum Anita, dengan sesekali mengganggukkan kepalanya tanda ia mengerti dengan pesan yang disampiakan bidan Arum Anita.

Cek kesehatan difabel2

Sebanyak 27 difabel didampingi keluarga, mengikuti pemeriksaan kesehatan (6/3/2020), di balai desa Sumber, kecamatan Dukun, kabupaten Magelang. Pemeriksaan kesehatan meliputi pemeriksaan tekanan darah, pemeriksaan gula darah, dan pemeriksaan kolesterol. Kegiatan pemeriksaan kesehatan ini berawal dari keprihatinan Bidan Arum Anita, yang melihat bagaimana selama ini difabel banyak yang tidak diperhatikan kondisi kesehatannya. “Kalau memberi makan ya hanya sekedar memberi makan, tanpa pernah tahu apakah makanan ini cocok untuk difabel atau tidak. Misalnya bagaimana kondisi kolesterolnya, sehingga kalau tahu, kita tidak memberinya banyak gorengan. Makanan cukup direbus atau dibakar.” ungkap Bidan Arum pada pertemuan koordinasi sebelum pemeriksaan kesehatan dilakukan.

Lebih lanjut, Bidan Arum mengatakan,”Teman-teman relawan KLMT ini masih membutuhkan peningkatan kapasitas untuk pendampingan difabel, contohnya bagiamana melatih untuk fisiotherapi secara sederhana.” Maka ke depannya, KLMT bersama dengan KARINAKAS akan mengupayakan untuk meningkatkan kapasitas relawan KLMT untuk meningkatkan layanan dan perhatian kepada difabel terutama di Paroki St. Maria Lourdes Sumber. (Sr. Huberta, FSGM)

 

hari ABK

Pada hari Jumat, 29 November 2019, di Sukoharjo, telah dideklarasikan “Hari Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) Indonesia” bersama Bupati Sukoharjo, Dinas Sosial, Dinas Kesehatan, Kementrian Sosial RI, Kementrian Perlindungan Anak dan Perempuan RI, Tim RBM Kabupaten Sukoharjo, Forum Sanggar Inklusi Kabupaten Sukoharjo, dan Yayasan KARINAKAS. Acara dihadiri oleh sekitar 800 orang peserta, baik itu Pemerintah, anggota Sanggar Inklusi, para ABK serta keluarganya, dan tamu undangan.

peserta ABK

Kabupaten Sukoharjo sebagai inisiator Hari ABK Indonesia ini telah memiliki 12 Sanggar Anak Inklusi yang tersebar di 12 Kecamatan. Dinas Kesehatan telah memfasilitasi 4 terapis dan fasilitas lain untuk memberikan terapi di 12 sanggar tersebut secara bergantian. Forum Sanggar Inklusi yang mewadahi 12 sanggar tersebut bersama Dinas Sosial dan KARINAKAS, telah menyelesaikan Rencana Strategis untuk 3 tahun ke depan, dan di masing-masing sanggar juga telah terbentuk Forum Orangtua ABK, untuk saling berbagi berbagai hal terkait ABK dan perjalanan hidup sanggarnya. Hal ini adalah kolaborasi yang bagus antara KARINAKAS dan Pemerintah.

Terkait anggaran untuk ABK, selain anggaran dari Dinas Sosial dan Dinas Kesehatan, bantuan pendanaan juga berasal dari anggaran desa serta bantuan pihak lain seperti KARINAKAS dan CSR Perusahaan. Sebagian Sanggar pun juga telah memiliki sumber dana mandiri, walaupun masih sangat terbatas.

piagam ABK2

Semoga deklarasi Hari Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) ini dapat memberi inspirasi bagi kabupaten-kabupaten lain, dan semakin banyak ABK yang mendapatkan haknya untuk mandiri dan bahagia. Pesan dari bapak Bupati Sukoharjo menyebutkan bahwa deklarasi Hari Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) ini adalah yang pertama di Sukoharjo, bahkan mungkin di Indonesia. Hal senada disampaikan oleh Dirjen Rehabilitasi Sosial Kementrian Sosial RI, “Deklarasi Hari Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) ini adalah istimewa dan tiada duanya, kalau Hari Anak, itu sudah biasa, namun ini adlaah hari anak yang berkebutuhan khusus”. Sedangkan Kementrian Perlindungan Anak dan Perempuan RI menegaskan, “Anak berkebutuhan khusus jangan dilecehkan, mereka adalah karunia Allah”. Ibu bupati juga menegaskan bahwa anak berkebutuhan khusus bukanlah aib, mereka harus diterima dan dijaga. (Pramono M.)

 

akhir program peduli1

Program Peduli KARINAKAS yang didukung oleh The Asia Foundation (TAF) dan Pemerintah Australia untuk Indonesia (Department of Foreign Affairs and Trade) telah memasuki fase akhir program. Hasilnya adalah berupa praktek yakni: pencapaian yang cukup signifikan dalam mempermudah akses pada layanan dasar untuk difabel, penerimaan sosial, pengembangan ekonomi difabel, serta munculnya kebijakan pemerintah yang lebih inklusif terhadap difabel.

Praktek baik tersebut merupakan hasil dari proses pendampingan, pengorganisasian, pemberdayaan serta advokasi kepada pemangku kepentingan terkait, yang dikenal dengan istilah RBM (Rehabilitasi Bersumberdaya Masyarakat). “Masyarakat” adalah mereka yang difabel, keluarga difabel, kader, komunitas, tokoh agama, Pemerintah Desa, Kecamatan dan Pemerintah Kabupaten.

akhir program peduli2

Hingga saat ini, melalui program peduli ini, tercatat ada 37 desa yang telah inklusif terhadap difabel, baik dari penerimaan sosial, pelayanan publik dan pemenuhan layanan dasar, pengembangan sektor ekonomi difabel, serta kebijakan pembangunan, serta ada 11 OPD/SKPD yang telah terlibat dan merencanakan program untuk difabel di Kabupaten Klaten. 37 Desa tersebut berada di Kecamatan Karanganom dan Tulung, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Di semua desa tersebut juga telah berdiri SHG (organisasi difabel di tingkat desa), difabel telah memiliki cluster usaha, terbentuk Tim RBM Desa dan Kecamatan, telah terbentuk Inclusi Centre, serta Koperasi Difabel. Semua desa terkait juga telah mengalokasikan anggaran desa untuk difabel antara 10-40 juta rupiah.  Selama ini, hampir 200-an Kader Inklusi Sosial terlibat dalam Program Peduli KARINAKAS di wilayah tersebut.

Setelah tiga tahun Program Peduli berjalan, KARINAKAS mendapatkan penghargaan sebagai lembaga yang berhasil “Mengorganisir dan Memberdayakan Difabel di Tingkat Desa dan Kecamatan” dari Program Peduli. Penghargaan tersebut yang diserahkan kepada KARINAKAS oleh Gubernur Jawa Tengah (Bp. Ganjar Pranowo) pada Pertemuan Mitra Program Peduli 2019, yang mengusung tema Tiga Tahun Perjalanan Program Peduli: Memperluas Replikasi Praktek Baik Pembangunan Desa Inkusif Disabilitas (9-12/9/2019), di Solo. (Pramono M.)

© 2010 karinakas.or.id. | +62 274 552126 | karinakas.office@gmail.com