KARINAKAS telah mengutus lima relawan ahli ke tiga keuskupan terdampak siklon Seroja yakni di Larantuka, Atambua, Weetabula (bertugas mulai tanggal 20 April 2021). Mereka melaksanakan tugas sesuai arahan dari CARITAS INDONESIA dan Caritas setempat. Selama bertugas, para relawan KARINAKAS tersebut selalu memberikan informasi perkembangan respon dan kebutuhan mendesak di daerah terdampak.
Relawan bertugas melaksanakan asessment
Empat dari Relawan KARINAKAS telah kembali ke Yogyakarta sebelum lebaran (5/5/21). Setelah isoman, para relawan bersama staf KARINAKAS mengadakan evaluasi atas respon bencana di masa tanggap darurat, dan ,membuat planning untuk program pemulihan bencana di NTT (18/5/21), bertempat di kantor KARINAKAS.
Evaluasi dan planning program pemulihan
Secara singkat, hasil evaluasi Repawan KARINAKAS yang bertugas di Keuskupan Weetabula yakni kondisi masyarakat secara umum sudah mulai pulih: perekonomian sudah mulai normal; kondisi wash (air) aman, Pemerintah pun sudah membangun jembatan dan rumah warga yang rusak akan dibangun oleh Pemerintah (warga yang rumahnya rusak, sementara mengungsi di rumah saudara masing-masing). Meskipun banyak Relawan lokal yang belum terlatih terkait bencana, namun distribusi bantuan berjalan baik dan bantuan logistik pun cukup berlimpah. Namun setiap paroki terdampak rata-rata melaksanakan respon masing-masing di wilayahnya sehingga sedikit banyak hal ini menjadi kendala dalam koordinasi bersama. Daerah yang paling parah terdampak bencana siklon Seroja ini adalah Nggongi (Kec. Karea, Sumba Timur), dimana di situ ada sekitar 200 petani yang kehilangan mata pencaharian (petani mete).
Kunjungan dan monitoring ke wilayah Sumba Timur
Di Keuskupan Atambua khususnya di Kabupaten Malaka, kondisi masyarakat secara umum sudah mulai beranjak pulih, namun tetap masih membutuhkan bantuan food dan non food item. Kabupaten Malaka merupakan kabupaten batu (terbentuk tahun 2013), sehingga belum ada tata Pemerintahan daerah yang cukup solid, dan hal ini menjadikan proses respon bencana dari Pemerintah juga terhambat, maka tim Caritas bekerja keras membentuk sistem dan mendampingi para relawan lokal, supaya semakin kompeten dalam melaksanakan respon bencana khususnya terkait kajian dan distribusi bantuan. Caritas juga berusaha berkoodinasi dengan Pemerintah terkait, khususnya dalam hal tata dan jenis respon yang akan dilaksanakan oleh masing-masing pihak. Tim Caritas juga sudah mengasesment 19 desa di Malaka. Pada masa pemulihan ini, sistem perekonomian belum cukup pulih karena para warga belum bisa bekerja seperti sediakala. Pembangunan rumah rusak akan menjadi tanggung jawab Pemerintah.
Analisa kajian data terhadap 19 desa
Sedangkan di Keuskupan Larantuka, kondisi masyarakat secara umum khususnya di Dekenat Larantuka sudah cukup baik, sedangkan di Dekenat Adonara dan Lembata masih belum cukup baik. Di Dekanata Adonara ada 9 desa yang terdampak bencana dan di Dekenat Lembata 13 desa. Tiga Dekenat (Larantuka, Lembata dan Adonara) memiliki pos pelayanan (posko) masing-masing, sehingga dapat membantu dan mengkoordinir paroki-paroki terdampak di Dekenat masing-masing dalam melaksanakan respon bencana. Namun proses pemulihan di Dekenat Latantuka dan Lembata lebih cepat dari Adonara, karena sumber daya di Adonara belum cukup berpengalaman. Rumah warga yang rusak akan dibangun oleh Pemerintah.
Pos pelayanan respon bencana Larantuka
Secara singkat, Program Pemulihan rencananya akan dilaksanakan di Kesukupan Atambua yakni di Malaka, Keuskupan Larantuka, dan Weetabula. Program Pemulihan dilaksanakan dalam kerjasama dan koordinasi dengan Caritas Indonesia dan Caritas Keuskupan setempat. Sektor yang akan disasar di Larantuka adalah wash (air), hunian, psikososial, pangan dan pendidikan. Di Atambua khususnya di Malaka adalah sektor wash dan pangan. Sedangkan di Weetabula adalah sektor pertanian.
- Detail
- Ditulis oleh Romo Tomo
- Kategori: Tanggap Bencana
- Dilihat: 1040
Empat orang anggota Tim Respon Bencana KARINAKAS yang bertugas di NTT sudah kembali ke Yogyakarta. Setelah isolasi mandiri, lalu mengadakan evaluasi aksi respon bencana yang sudah terlaksana di masa tanggap darurat, dan merencanakan program pemulihan bencana untuk masa mendatang (18/5/21).
Evaluasi ER dan Planning Program Recovery
Sementara satu orang dari Tim Respon Bencana KARINAKAS yang masih bertugas di Malaka, bersama Caritas Atambua, telah menyelesaikan kajian situasi dan kebutuhan terhadap 19 desa di Kabupaten Malaka. Setiap desa memiliki kondisi dan kebutuhan pada masa pemulihan yang berbeda-beda.
19 Desa Terdampak di Kab. Malaka
Pada program pemulihan di Malaka, Caritas terus melakukan distribusi bantuan bagi warga untuk mendukung proses pemulihan masing-masing keluarga. Barang yang diperbantukan adalah peralatan rumah tangga misalnya ember, gayung, alat masak, dan sebagainya.
Distribusi ke Desa Forekmodok & Lamudur
Tempat pelayanan kemanusiaan atau posko yang sampai sekarang terus melaksanakan respon bencana di Malaka, termasuk pada masa pemulihan ini adalah Posko Gereja Sta. Maria Fatima Paroki Betun, yang dikoordinir oleh Romo Yudel Neno Pr. Pelaksana respon pemulihan, khususnya distribusi bantuan adalah TRB Paroki Betun yang terdiri dari OMK. KARINAKAS memberikan bantuan operasional bagi TRB Paroki Betun untuk memperlancar proses respon bencana khususnya di masa pemulihan ini.
Serah Terima Bantuan Operasional
Selain mengadakan kajian data di Malaka, Tim Respon Bencana KARINAKAS juga sudah menjalin relasi dengan Dinas Sosial Malaka, dan dengan Taruna Tangguh Bencana (TAGANA) Kabupaten Malaka. TAGANA merupakan ujung tombak dalam merespon bencana khususnya dalam mengevakuasi para warga terdampak, dan membantu memenuhi kebutuhan mereka, termasuk pada masa pemulihan ini. KARINAKAS memberikan bantuan kepada TAGANA Kabupaten Malaka berupa sarana untuk mendukung pelaksanaan pemulihan bencana dan sekaligus mitigasi bencana.
Serah Terima Sarana Respon Bencana
- Detail
- Ditulis oleh Romo Tomo
- Kategori: Tanggap Bencana
- Dilihat: 793
Bapak Uskup, Para Romo, Suster, Bruder, Bapak, Ibu, Saudara, dan Saudari sekalian...
Berikut ini kami sampaikan update Donasi Dana Aksi Solidaritas untuk NTT kesepuluh (tanggal 30 April sd 10 Mei 2021).
Penerimaan Donasi secara resmi sudah ditutup pada tanggal 30 April 2021.
Donasi yang sudah terkumpul, kami pergunakan untuk respon bencana di NTT bersama dengan jaringan CARITAS INDONESIA, khususnya dengan Caritas Keuskupan yang ada di NTT, yang saat ini sudah memasuki masa pemulihan awal.
Kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada para donatur. Semoga Tuhan melimpahkan rahmatNya untuk anda sekalian, dan semoga karya kemanusiaan kita bersama ini dapat menjadi kabar baik bagi para warga terdampak bencana di NTT, dan menjadi wujud nyata solidaritas Gereja Katolik di tengah situasi bencana. Berkah Dalem.
- Detail
- Ditulis oleh Romo Tomo
- Kategori: Tanggap Bencana
- Dilihat: 829